Minggu, 19 Oktober 2014

cara memasang jam di blog

  1. Kunjungi situs Clocklinkgallery
  2. Pilih animasinya sesuai keinginan
  3. Klik view HTML tag
  4. Klik tombol tulisan accept
  5. Pilih waktu sesuai negara
  6. Set ukuran jam
  7. Copy kode HTML tersedia
  8. Login akun blogger
  9. Pilih tata letak
  10. Klik tambah gadget
  11. Pilih HTML javascript
  12. Paste kode tadi
  13. Klik Simpan

cara memasukan lagu ke blog

1. Anda harus pergi ke alamat http://www.divine-music.info/
2. Setelah itu anda tinggal memilih nama band yang anda suka
3. Setelah itu pilihlah salah satu judul lagu yang anda suka.
4. Kemudian , Copy dan Paste kode yang telah disediakan

5. Lalu letakan kode yang telah di copas di Dasbor Blogger > Tata Letak > Tambahkan Gadget
6. Simpan / Save dan lihat hasilnya
Demikianlah postingan kali ini tentang Cara Memasang Musik di Blog (Lagu Pilih Sendiri) , semoga postingan ini bisa dimengerti dan bermanfaat , Wassalamulaikum.

Tradisi di jepang

Bunraku

Seni pertunjukan yang menggunakan boneka dan diiringi musik.

 

Chanoyu

Upacara minum teh. Dalam upacara ini, diperlihatkan pembuatan teh dari teh dalam bentuk bubuk sampai menjadi minuman. Prosesnya sangat lama dan aturannya sangat ketat. Kita harus duduk bersimpuh selama kurang lebih 2 jam.

 

Hanami

Hanami adalah kegiatan menikmati bunga Sakura pada musim semi. Biasanya orang-orang bersama keluarganya makan-makan di bawah pohon Sakura. Terkadang untuk mendapatkan tempat yang sesuai, seseorang rela bergadang sebelum Hanami dimulai.

 

Ikebana

Seni merangkai bunga. Bunga dapat dirangkai sedemikian rupa menjadi suatu karya seni yang indah. Aliran Ikebana di Jepang sangat banyak. Karena itu, bermacam-macam pula keindahan yang dihasilkannya.

 

Kabuki

Seni teater tradisional Jepang di Jepang. Biasanya pemain Kabuki memakai tatarias yang mencolok dan berkostum mewah. Semua pemainnya adalah laki-laki.

 

Lebih sering terdengar Noh. Adalah drama musik Jepang klasik. Meskipun dinamakan drama musik, tetapi juga memakai tarian dan kata-kata.

 

Origami

Seni melipat kertas. Origami Jepang yang paling terkenal adalah Origami bangau (Orizuru). Katanya, bangau adalah simbol panjang umur. Karena itu, apabila bisa membuat 1000 buah Orizuru, orang tersebut akan panjang umur.

 

Shintō

Suatu aliran kepercayaan (agama) di Jepang. Agama terbesar kedua di Jepang setelah Buddha (Bukkyō). Umat Shintō bersembahyang di kuil yang disebut Jinja. Sedangkan umat Buddha bersembahyang di kuil yang disebut Tera.

 

Shodō

Seni menulis kaligrafi. Shodō berbeda dengan menulis huruf biasa. Shodō memiliki teknik khusus. Biasanya Shodō menggunakan kuas (fude) dan tinta Cina. Bahkan ada kuas yang panjangnya sekitar 1 meter untuk menulis di kertas yang besar.

Dasar - Dasar Penulisan Huruf Jepang

Bahasa Jepang sudah semakin banyak digunakan, ditandai dengan munculnya beberapa program studi bahasa Jepang di Perguruan Tinggi, di Lembaga Informal (kursus), bahkan di Sekolah Menengah Umum.
Bahasa Jepang memiliki aturan gramatikal, cara baca dan cara menulis huruf bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki 3 (tiga) huruf, yaitu:

  1. Huruf Hiragana 
  2. Huruf Katakana 
  3. Huruf Kanji 
Huruf Hiragana dan huruf Katakana dibuat oleh orang Jepang sendiri sedangkan huruf Kanji berasal dari Cina, kemudian mengalami perubahan cara baca dan cara penulisannya. Penulis akan membahas mengenai penulisan huruf hiragana dan huruf katakana.Menulis merupakan salah satu aspek ketrampilan berbahasa. Dalam tujuan pembelajaran bahasa Jepang aspek keterampilan menulis merupakan faktor yang sangat penting yang bersinergi dengan aspek ketrampilan membaca.


I. Huruf Hiragana
Huruf Hiragana adalah huruf bahasa Jepang asli yang dibuat oleh orang Jepang. Huruf ini berfungsi sebagai berikut:

a. Untuk menuliskan kata-kata asli bahasa Jepang (bukan serapan) 

Contoh:
Ejaan Huruf Hiragana Bahasa Indonesia
Watashi  わたし Saya


b. Sebagai Furigana 

Contoh:
 がくせい
   学 生

Huruf Hiragana Kanji  Ejaan Bahasa Indonesia
がくせい 学生 Gakusei siswa


c. Alternatif huruf lain bila tidak hafal huruf kanji 

Contoh:
Kanji Huruf Hiragana Ejaan Bahasa Indonesia
先生 せんせい sensei  guru


1.1 Huruf Hiragana Seion

Bunyi Seion adalah bunyi huruf hiragana dasar. Contoh:
























Huruf hiragana seion berjumlah 46 (empat puluh enam) huruf. Huruf hiragana dapat dimodifikasi dengan menambahkan tanda tertentu dan menggabungkan dengan huruf lain sehingga dihasilkan bunyi yang berbeda. Bunyi tersebut, yaitu bunyi Dakuon dan bunyi Yoon.


1.2 Penulisan huruf Hiragana Dakuon

Bunyi Dakuon adalah bunyi huruf hiragana dasar dengan menambahkan [ `` ] tanda tenten (titik dua yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Dan [o] tanda maru (lingkaran kecil yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Contoh :













1.3 Penulisan huruf Hiragana Yoon

Bunyi Yoon adalah bunyi huruf hiragana dasar dengan menambahkan huruf や(ya), ゆ(yu) dan よ(yo)yang ditulis lebih kecil daripada huruf dasar. Apabila huruf や(ya), ゆ(yu) dan よ(yo)ditulis sama dengan huruf dasar maka akan terbaca masing-masing hurufnya, misalnya huruf ひ や(hiya) berbeda dengan ひゃ(hya).
Untuk itu perlu diperhatikan penulisan huruf tersebut. Huruf dasar yang menggunakan huruf や(ya)、ゆ(yu) dan よ(yo) adalah huruf dasar urutan kedua, misalnya; huruf き(ki)、し(shi)、ち(chi)、に(ni)、ひ(hi)、み(mi)、dan り(ri). Contoh:


























1.4 Penulisan konsonan rangkap

Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar つ(tsu) kecil yang ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. つ(tsu) kecil ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua suku-kata. Contoh:

Ejaan Huruf Hiragana Bahasa Indonesia
Kekkon けっこん pernikahan
Shippai しっぱい gagal


1.5 Penulisan bunyi vokal panjang

Bunyi vokal panjang dihasilkan dari huruf dasar ditambah dengan bunyi vokal. Contohnya:

Ejaan Huruf Hiragana Bahasa Indonesia
Okaasan おかあさん ibu
Gakusei がくせい siswa
Shougakukin しょうがくきん mahasiswa
Oneesan おねえさん kakak perempuan
Koori こおり es batu




II. Huruf Katakana

Bunyi bahasa asing tidak dapat dinyatakan dengan tepat sekali dalam kata-kata bahasa Jepang, karena dalam bahasa Jepang kadang kadang tidak terdapat huruf untuk bunyi-bunyi tertentu. Kata-kata asing di-Jepangkan dulu atau dirubah menurut sistim lafal bahasa Jepang yang dapat ditulis dengan huruf Jepang. Misalnya huruf :

  • ”th” ditulis dengan huruf ( サ(sa)、シ(shi)、ス(su)、セ(se)、ソ(so))
  • ”ti” ditulis dengan huruf チ(chi), kadang-kadang ditulis sebagai huruf テイ(ti) supaya lebih dekat dengan bunyi aslinya.
  • ”di” ditulis dengan huruf ジ(ji), kadang-kadang ditulis sebagai huruf デイ(di) supaya lebih dekat dengan bunyi aslinya.

Bunyi-bunyi bahasa Inggris seperti di atas tidak terdapat di dalam bahasa Jepang, karena itu dinyatakan dengan huruf Katakana. Huruf katakana dipakai untuk menulis:
  • Kata-kata yang berasal dari bahasa asing
  • Nama orang, tempat asing dan kata-kata benda asing
  • Nama binatang dan tumbuh-tumbuhan
  • Kata-kata yang menirukan sesuatu bunyi
  • Kata-kata yang ingin ditekankan dan memberi kesan yang kuat atau lebih menyolok.
  • Surat kawat (telegram)
Huruf katakana ada 46 huruf, tetapi huruf ヲ(wo) tidak dipakai maka ada 45 huruf katakana yang dipakai dalam kata-kata bahasa Jepang. Bunyi huruf katakana sama dengan bunyi huruf hiragana yaitu, mempunyai bunyi seion, bunyi dakuon, bunyi youon, rangkap konsonan dan vokal panjang. Untuk bunyi panjang huruf hiragana menggunakan huruf あ(a)、い(i),う(u),え(e),お(o)sedangkan bunyi panjang huruf katakana dinyatakan dengan tanda ー(garis). Tanda ini berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang. Penulisan huruf katakana pada kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak ditulis menurut ucapan asli kata asing, tetapi sesuai dengan ucapan oleh penuturnya (orang Jepang).

Bunyi seion adalah bunyi huruf katakana dasar. Contoh:
























ditambah dengan variasi huruf sebagai berikut:













2.2 Penulisan huruf Katakana Dakuon

Bunyi Dakuon adalah bunyi huruf katakana dasar dengan menambahkan [ `` ] tanda tenten (titik dua yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Dan [o] tanda maru (lingkaran kecil yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Contoh:












Huruf-huruf dasar yang menggunakan [``] tanda tenten adalah huruf カ(ka)、サ(sa)、タ(ta) dan ハ(ha) sedangkan huruf dasar yang menggunakan [o] tanda maru (bulatan kecil) adalah huruf ハ(ha).

2.3 Penulisan huruf Katakana Yoon

Bunyi Yoon adalah bunyi huruf katakana dasar dengan menambahkan huruf ャ(ya), ュ(yu) dan ヨ(yo)yang ditulis lebih kecil daripada huruf dasar. Apabila hurufャ(ya)、ュ(yu) dan ヨ(yo)ditulis sama dengan huruf dasar maka akan terbaca masing-masing hurufnya, misalnya huruf ヒヤ(hiya) berbeda dengan ヒャ(hya).
Untuk itu perlu diperhatikan penulisan huruf tersebut. Huruf dasar yang menggunakan huruf ャ(ya)、ュ(yu) dan ヨ(yo) adalah huruf dasar urutan kedua, misalnya; huruf キ(ki)、シ(shi)、チ(chi)、ニ(ni)、ヒ(hi)、ミ(mi)、dan リ(ri). Contoh:

































2.4 Penulisan konsonan rangkap

Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar ツ(tsu) kecil yang ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. ツ(tsu) kecil ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua suku-kata.


2.4.1 Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan.

Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan secara berturut-turut diucapkan dan ditulis dengan menambahkan vocal dibelakang konsonan masing-masing.

1. Menggunakan huruf t dan d ditambah dengan huruf o

Contoh:

kata asing ejaan katakana
hint hinto ヒント
emerald emerarudo エメラルド
salad sarada サラダ


2. Menggunakan huruf c, b, f, g, k, l, m, p dan s ditambah dengan dengan huruf u

Contoh:

kata asing ejaan katakana
post posuto ポスト
milk miruku ミルク



2.4.2 Bunyi konsonan berganda dinyatakan dengan menggunakan huruf ツ(tsu) kecil .

1. Menggunakan Huruf ___ck

Contoh:

Pocket     poketto      ポケット
Snack      sunakku      スナック

2. Menggunakan huruf ___x, ___tch, ___dge

Contoh:

Tax             takkusu              タックス
Switch         suicchi               スイッチ
Badge          bajji                  バッジ

3. Menggunakan huruf___ss, ___pp, ___tt, ___ff

Contoh:

Kata asing Ejaan Huruf Katakana

Massage            massaji                       マッサジ
Pineapple             painappuru                パイナップル
Marionette           marionetto                    マリオネット
Staff                     sutaffu                          スタッフ

4. Menggunakan huruf ___at, ___ap, ___et, ___ep, ___ip, ___og, ___ic, ___ot

Contoh:

Cat                      kyatto                    キャット
Snap                    sunappu                 スナップ
Net                       netto                      ネット
Technic                   tekunikku             テクニック
Robot                    robotto                  ロボット

2.4.3 Kata-kata yang mengandung dua vokal diucapkan sebagai konsonan berganda.

1. Menggunakan huruf ___oo___, ___ea___, ___ou___, ___ui___

Contoh:

Book           bukku              ブック
Bread          bureddo            ブレッド
Couple         kappuru            カップル
Biscuit            bisuketto             ビスケット


2.5 Bunyi panjang dinyatakan dengan tanda___(garis)

Tanda___(garis) ini berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang.

1. Menggunakan huruf ___ar, ___er, ___ir, ___ur, ___or

Contoh:

Car              ka―               カー
Lover           raba―            ラバー
Skirt             suka―to           スカート
Turn             ta―n                ターン
Form            fo―mu                フォーム


2. Menggunakan huruf ___ee___, ___ea___, ___ai___, ___oa___, ___ou___,___au___, ___oo___

Contoh:

Speed             supi―do                   スピード
Seal                shi―ru                      シール
Rail                 re―ru                       レール
Boat                bo―to                       ボート
Group               guru―pu                 グループ
Audition            o―dishon               オーデイション
Room               ru―mu                       ルーム

3. Menggunakan huruf ___all, ___al, ___ol

Contoh:

Call             ko―ru            コール
Half             ha―fu              ハーフ
Gold            go―rudo           ゴールド

4. Menggunakan huruf ___w, ___y

Contoh:

News               nyu―su                  ニュース
Salary               salari―                   サラリー


5. Menggunakan huruf ___a___e, ___o___e, ___u___e

Contoh:

Game               ge―mu              ゲーム
Note                 no―to                 ノート
Tube                 chu―bu             チューブ

6. Menggunakan huruf ___ation, ___otion

Contoh:

Intonation            intone―shon           イントネーション
Lotion                  ro―shon               ローション

7. Menggunakan huruf ___ire, ___ture

Contoh:

Fire             faiya―               ファイヤー
Culture         karucha―          カルチャー


III. Cara Penulisan Huruf Hiragana dan Huruf Katakana

Cara penulisan huruf Hiragana dan huruf Katakana sangat penting untuk diingat, karena masing-masing suku-kata huruf Hiragana dan huruf Katakana memiliki jumlah tarikan yang berbeda. Bila kita bisa. menulis suku-kata huruf Hiragana maupun huruf Katakana maka mudah untuk menuliskan suku-kata berikutnya, maka mudah juga membaca kata dalam kalimat. Di samping itu perlu juga mengingat urutan huruf suku kata Hiragana maupun huruf Katakana dengan menghafal huruf urutan suku-kata awal yaitu; dari huruf a, ka, sa, ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, wo, n, setelah itu maka diurutkan menjadi a, i, u, e, o , ka, ki, ku, ke, ko dan seterusnya mengikuti sesuai dengan huruf vokal.



























Kamis, 16 Oktober 2014

ARTI LAMBANG FORKI

SEGI LIMA DENGAN GARIS BAWAH MEMBENTUK SUDUT
Melambangkan olah raga Karate yang dibina oleh FORKI, berdiri atas dasar semangat revolusi 17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila dan Sumpah Karate.

TUJUH BUAH LINGKARAN
Melambangkan keolahragaan Karate dan Sapta Prasetia FORKI.

GAMBAR HURUF K
Menggambarkan seorang Karateka yang sedang siap sedia.

WARNA KUNING
Melambangkan keagungan.

WARNA HITAM
Melambangkan keteguhan tekad

WARNA MERAH
Melambangkan keberanian

WARNA PUTIH
Melambangkan kesucian.

PRINSIP-PRINSIP TEKNIK KARATE-DO

SIKAP (KUDA-KUDA)
Kuda kuda adalah sikap dari tubuh yang stabil dan mantap yang merupakan dasar penting bagi pelaksanaan berbagai teknik untuk menghasilkan efek yang maksimun. Pada kuda-kuda, perhatian terutama tertuju pada bagian bawah dari tubuh yaitu pinggang dan tungkai. Agar suatu tekhnik dapat dilancarkan dengan cepat, akurat dan penuh kekuatan maka kuda-kuda harus kokoh dan stabil. Bagian atas badan seperti punggung dan kepala harus tegak dan membentuk suatu garis dengan pinggang. Sendi-sendi tidak terlalu dikejangkan sehingga memudahkan untuk bergerak melakukan suatu tekhnik.

PUKULAN LURUS (TSUKI)
Tsuki dalam karate dilakukan dengan menggunakan beberapa bagian dari tangan. Dapat dengan buku jari telunjuk dan jari tengah (seiken), satu buku jari (iponken), ujung jari-jari ( nukite) dan lain-lain. Sasarannya juga bervariasi, bisa muka, tenggorokan, hulu hati, perut, dan lain-lain. Demikian juga dengan tekhnik yang digunakan , bisa chudan tsuki, jodan tsuki dan lain-lain. Agar suatu tekhnik tsuki dapat efektif faktor dasar berikut harus dipelajari dan harus diperhatikan dalam praktek :

LINTASAN YANG TEPAT.
Gunakan jarak yang paling singkat dan lurus. Dalam waktu yang bersamaan siku tangan yang melakukan pukulan rapat menggesek sisi badan dan kepalan tangan membuat putaran kearah dalam dan tangan yang lainnya ditarik dengan cepat menggesek sisi badan yang lain.

CEPAT
Tanpa kecepatan yang tinggi pukulan tidak dapat diharapkan memberi hasil yang banyak. Untuk memaksimalkan kecepatan dan kekuatan digunakan bantuan dari tarikan (sentakan) tangan yang satu dan gerakan perputaran pinggang.

PEMUSATAN TENAGA
Pada saat gerakan memukul baru dimulai seluruh otot dalam keadaan rileks. Gearakan dilakukan dengan cepat dan seluruh tenaga dikonsentrasikan, otot dikencangkan pada saat pukulan membentur sasaran.

PUKULAN MELINGKAR (UCHI)
Pada Uchi pukulan dimulai dengan posisi tertekuk dan dengan siku sebagai sumbu, bagian depan lengan bergerak dengan lintasan setengah melingkar. Dengan cepat dan kuat gunakan sepenuhnya lenturan dari siku.

TANGKISAN (UKE)
Prinsip tangkisan adalah menyimpangkan serangan lawan. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong serangan alwan kebawah, keatas ataupun kesamping dan dapat juga menangkap tangan atau kaki lawan. Seluruh tangkisan harus dilakukan pada saat awal dari serangan lawan. Untuk itu mutlak dikuasai daya antisipasi terhadap serangan lawan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangkis : Cegah serangan selanjutnya. Tangkisan yang baik harus mencegah lawan untuk melakukan serangan berikutnya. Dengan demikian tangkisan harus bersifat Ofensif. Dengan Timing yang tepat pukulan dan tendangan dapat ditangkis dengan hanya menggunakan tenaga secukupnya. Posisi dalam menangkis harus selalu memungkinkan kita melakukan serangan balasan. Rusakkan keseimbangan badan lawan. Perputaran lengan yang digunakan untuk menangki dapat membuat tangkisan lebih mudah menyimpangkan serangan lawan. Sebagaimana halnya dalam menyerang, peranan putaran pinggang juga sangat menentukan efektifitas tangkisan. Putaran pinggang diawali oleh tarikan tangan yang lainnya kesisi badan pada saat tangan yang satu melakukan tangkisan.

TENDANGAN (GERI)
Keseimbangan badan sangat penting bukan saja karena pada waktu melakukan tendangan, seluruh berat badan ditumpu oleh satu kaki, tapi juga karena danya tekanan balik pada waktu tendangan membentur sasaran. Untuk memelihara keseimbangan ini kaki yang menumpu harus berdiri mantap pada lantai dengan pergelangan kaki dikencangkan. Pada saat melakukan tendangan, pusatkan semua tenaga pada kaki yang menendang dengan bantuan gerakan pinggang dan tarik kaki kembali dengan cepat untuk kembali ke posisi semula yang memungkinkan melakukan tekhnik lainnya. Beberapa faktor dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan tekhnik tendangan : Pada awal gerakan angkat kaki yang akan menendang dengan lutut ditekuk penuh, rapat disamping kaki yang lainnya dan lakukan tendangan dengan bantuan gerakan pinggang. Hal yang penting dalam tendangan adalah membengkok dan meluruskan lutut. Pada tendangan snap (melecut) misalnya Keage setelah lutut terangkat, tempurung lutut menjadi pangkal dari suatu gerakan setengah melingkar yang cepat. Pada tendangan menyodok seperti Kekomi, lutut yang dalam posisi terangkat itu diluruskan dengan cepat dan kuat kearah sasaran.

KATA
KATA adalah teknik berkelahi yang tidak berhubungan satu sama lain yang dirangkaikan oleh master penciptanya untuk dipakai sebagai sarana latihan. KATA merupakan perpaduan teknik-teknik dasar karate yakni tsuki, uchi,geri dan uke kedalam suatu rangkaian gerakan yang logis dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam melakukan gerakan-gerakan KATA harus dimulai dan diakhiri dengan sikap yang anggun.KATA tidak hanya melatih raga tetapi lebih dari pada itu yakni semangat, sikap mental dan kedisplinan. Setiap gerakan – gerakana dalam KATA harus mengikuti urutan gerakan yang benar melalui jalur yang tepat (Enbusen) mengerti dengan jelas kegunaan setiap gerakan (Bunkai). Harus mengikuti irama yang benar dan pengaturan pernafasan yang tepat.

KUMITE
Kumite adalah penggunaan teknik-teknik dasar karate dalam latihan berpasangan. Dalam latihan ini masing –masing karateka sudah menghadapi sasaran yang bergerak . Dengan demikian penguasaan variasi teknik karate dan berbagai aspek kumite seperti : Timing, Pengaturan teknik, Gerakan menyamping dan Antisipasi. Faktor penunjang kesempurnaan kumite adalah kemampuan karateka melakukan seluruh teknik-teknik karate dengan sempurna dan dilengkapi dengan kesiapan fisik dan mental.

KI-AI
Terdapat dua jenis KI-AI yaitu ki-ai kedalam dan ki-ai keluar. KIAI kedalam Umumnya dipakai untuk teknik tangkisan. KIAI Keluar Umumnya dipakai untuk teknik pukulan pemungkas Abdul Wahid dalam buku Shotokan – sebuah Tinjauan Alternatif terhadap aliran karate-do Terbesar di Indonesia (2007) memaparkan bahwa Ai yang berati cinta atau kasih merupakan konsep dasar dari seluruh jenis Budo di Jepang. Ai akan dapat berjalan bila disatukan dengan Ki yang berarti nafas dari alam itu sendiri/energi asli. Pertemuan inilah yang disebut dengan Ki-Ai yang dalam prakteknya pada Budo menjadi sebuah pengeluaran suara yang keras pada saat sebuah teknik mencapai Kime atau ledakan puncaknya. Kime dan Ki-ai sendiri secara teoritis bisa berhasil bila telah menguasai teknik pernafasan.

TITIK API (HARA) – CHI
Terdapat di bawah pusar dan sedikit di atas kemaluan.

SUMBER DARI TENAGA
Tekhnik karate menyembunyikan sesuatu yang mengerikan, yaitu kekuatan yang meledak.

Kekuatan tersebut dihasilkan oleh gerakan dari tubuh, khususnya putaran dari bagian atas tubuh bersama-sama dengan putaran pinggang yang lancar dan cepat. Prinsip putaran pinggang ini juga terdapat dalam olah raga yang lain seperti prinsip pukulan dalam base-ball, golf, tolak peluru, dan lain-lain. Prinsip dalam karate, menangkis harus dengan bantuan pinggang, memukul juga harus dengan bantuan pinggang.

Makna sabuk dalam karate

Karate merupakan olahraga beladiri yang mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga beladiri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu, Kempo dan beladiri lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat baik secara filosofi, tehnik gerakan maupun atribut yang digunakan selama menjalani proses latihan, pertandingan serta pada saat pelaksanaan ujian kenaikan sabuk atau tingkat. Salah satu perbedaan di dalam penggunaan atribut yakni peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan, seperti baju dan sabuk. Namun demikian antara beladiri Karate dan Judo memiliki kesamaan di dalam menentukan sistem peringkat, yaitu dengan membedakan berdasarkan warna sabuk. Sebagaimana yang diakui oleh Master Gichin Funakoshi bahwa Karate didalam menggunakan system pemeringkat mengadopsi/meniru sistem yang dipergunakan didalam beladiri Judo.

Dalam beladiri Karate warna sabuk (obi) dipergunakan untuk membedakan antara satu karateka dengan karateka lainnya. Sabuk yang dipergunakan oleh karateka dasar/pemula saat mulai berlatih Karate dimulai dari sabuk putih. Secara filosofis, perbedaan sabuk Karate ini untuk menunjukkan bahwa karateka harus menjunjung tinggi sikap saling menghomati satu sama lainnya. Karateka yang baru belajar atau pemula harus menghormati karateka yang sudah lebih tinggi sabuk yang diraihnya, meski secara umur lebih muda. Namun demikian karateka yang sudah meraih sabuk lebih tinggi dari yang lainnya, wajib untuk menghargai dan menghormati pula karateka yang baru belajar. Sikap ini sejalan dengan prinsip Karate yang dijelaskan oleh Gichin Funakoshi bahwa Karate diawali dan diakhiri oleh sikap menghormati dan saling menghargai.

Obi sebagai sistem pemeringkat menggunakan ukuran kyu (kadang berbeda antara satu perguruan dengan perguruan lainnya) yang merupakan bentuk representasi dari Karate dalam menunjukkan bahwa karateka harus berproses dalam semua tujuan yang diinginkan. Untuk menjadi sekedar sabuk hitam, harus mulai belajar dasar. Untuk mengejar nilai kebaikan melalui perolehan sabuk hitam, harus belajar dari dasar. Kecuali untuk tokoh yang memberikan kontribusi dan dukungan nyata terhadap Karate mereka bisa mendapat penghargaan sabuk hitam kehormatan. Dengan demikian, perbedaan sabuk ini selain sebagai pelajaran bagi karateka untuk terus belajar dan berproses dalam meraih tujuan, juga saling menghormati dan menghargai sesama karateka adalah kemutlakan untuk dijalani.

Sabuk Karate sendiri terdiri dari 6 warna sabuk yang diawali dari sabuk putih dan yang tinggi sabuk hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :

SABUK PUTIH
Melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.

SABUK KUNING
Melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.

SABUK HIJAU
Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.

SABUK BIRU
Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.

SABUK COKLAT
Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.

SABUK HITAM
Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).

Sebagian perguruan Karate di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan ketika sabuk biru (kyu 4) mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang langsung dari kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian perguruan Karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk coklat sebanyak 4 kali (2 tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1. Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3 semester. Maka warna sabuk dalam Karate selain sebagai pembeda antara karateka yang baru belajar/pemula dengan yang sudah lama menekuni Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Teknik Gerakan Dasar Karate

A. Kihon, kihon adalah teknik dasar yang didalamnya terdiri dari teknik dasar macam - macam pukulan, tangkisan, dan tendangan.
  • Daichi (kuda-kuda)
  1. Kiba dachi, adalah kuda-kuda sejajar dan kedua kaki dibuka selebar dua bahu, dengan posisi kedua lutut ditekuk (rendah).
  2. Zenkutsu Dachi, adalah posisi kaki depan belakang (posisi kedua kaki tidak satu garis) lutut depan ditekuk dan kekuatan tertumpu pada kaki depan sedangkan kaki belakang tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit.
  3. Kokustu Dashi, adalah kebalikan dari Zenkutsu Dashi, kaki juga depan belakang tapi posisi kedua kaki satu garis dan kaki belakang di tekuk sedangkan kaki depan tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit (kekuatan tertumpu pada kaki belakang).
  • Tsuki (pukulan)
  1. Tsudan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran ulu hati.
  2. Jodan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran dagu / kepala.
  • Uke (tangkisan)
  1. Age Uki, adalah tangkisan atas, yang merupakan tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke sasaran dagu / kepala.
  2. Soto Uki, adalah tangkisan untuk melindungi diri dari serangan pukulan / tendangan yang mengarah bodi atau bagian tengah / dada.
  3. Gedan Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan pukulan atau tendangan yang mengarah pada bagian bawah dan tengah.
  4. Uci Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke dada/muka, gerakan ini hampir sama dengan Soto Uki cuma bedanya kalau Soto Uki dari luar di tangkis ke dalam sedangkan Uci Uki dari dalam di tangkis ke luar.
  • Geri (tendangan)
  1. Mae Geri, adalah tendangan lurusn ke depan dengan menggunakan ujung telapak kaki (seperti tombak).
  2. Yogo Geri, adalah tendangan ke samping, tengah ke samping di bagi dua;
    • Yogo Geri kekomi, adalah tendangan kesamping yang sifatnya menyodok dengan sasaran tulang rusuk dalam.
    • Yogo Geri Keage, adalah tendangan kesamping yang bentuk tekhnisnya mengipas, dan tendangan ini juga dapat digunakan sebagai tangkisan dimana arahnya tidak pada sasaran tetapi merupakan garis lengkung dari sumber ke sasaran.
B. Kata, kata adalah kombinasi dari beberapa pukulan, tangkisan dan tendangan. Kalau di pencak silat dikenal dengan jurus, misal: Jurus Bangau Garuda. begitu juga dengan karate juga mempunyai nama kata yang bermacam-macam. Artikel mengenai kata dapat anda baca di Gerakan Kata dalam Karate.
C. Kumite, adalah pertarungan atu pertandingan. Atau lebih gampangnya adalah aplikasi dari kata.
Untuk murid tingkat lanjut yang sudah menjalani beberapa tingkatan tertentu juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

sejarah karate di indonesia dan FORKI

Tahun 1963, beberapa Mahasiswa Indonesia yakni: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967)
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan di antara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi empat tahun (berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).

Karate

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
  1. Kihon
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.