- Kunjungi situs Clocklinkgallery
- Pilih animasinya sesuai keinginan
- Klik view HTML tag
- Klik tombol tulisan accept
- Pilih waktu sesuai negara
- Set ukuran jam
- Copy kode HTML tersedia
- Login akun blogger
- Pilih tata letak
- Klik tambah gadget
- Pilih HTML javascript
- Paste kode tadi
- Klik Simpan
Minggu, 19 Oktober 2014
cara memasang jam di blog
cara memasukan lagu ke blog
1. Anda harus pergi ke alamat http://www.divine-music.info/
2. Setelah itu anda tinggal memilih nama band yang anda suka 4. Kemudian , Copy dan Paste kode yang telah disediakan
5. Lalu letakan kode yang telah di copas di Dasbor Blogger > Tata Letak > Tambahkan Gadget
6. Simpan / Save dan lihat hasilnya
Demikianlah postingan kali ini tentang Cara Memasang Musik di Blog (Lagu Pilih Sendiri) , semoga postingan ini bisa dimengerti dan bermanfaat , Wassalamulaikum.
Tradisi di jepang
Bunraku
Seni pertunjukan
yang menggunakan boneka dan diiringi musik.
Chanoyu
Upacara minum teh. Dalam upacara ini, diperlihatkan pembuatan teh dari
teh dalam bentuk bubuk sampai menjadi minuman. Prosesnya sangat lama dan
aturannya sangat ketat. Kita harus duduk bersimpuh selama kurang lebih 2 jam.
Hanami
Hanami adalah
kegiatan menikmati bunga Sakura pada musim semi. Biasanya orang-orang
bersama keluarganya makan-makan di bawah pohon Sakura. Terkadang untuk
mendapatkan tempat yang sesuai, seseorang rela bergadang sebelum Hanami
dimulai.
Ikebana
Seni merangkai bunga. Bunga dapat dirangkai sedemikian rupa menjadi suatu
karya seni yang indah. Aliran Ikebana di Jepang sangat banyak. Karena
itu, bermacam-macam pula keindahan yang dihasilkannya.
Kabuki
Seni teater tradisional Jepang di Jepang. Biasanya pemain Kabuki memakai
tatarias yang mencolok dan berkostum mewah. Semua pemainnya adalah laki-laki.
Nō
Lebih sering terdengar Noh. Adalah drama musik Jepang klasik.
Meskipun dinamakan drama musik, tetapi juga memakai tarian dan kata-kata.
Origami
Seni melipat kertas. Origami Jepang yang paling terkenal adalah Origami
bangau (Orizuru). Katanya, bangau adalah simbol panjang umur.
Karena itu, apabila bisa membuat 1000 buah Orizuru, orang tersebut
akan panjang umur.
Shintō
Suatu aliran kepercayaan (agama) di Jepang. Agama terbesar kedua di
Jepang setelah Buddha (Bukkyō). Umat Shintō bersembahyang
di kuil yang disebut Jinja. Sedangkan umat Buddha bersembahyang di
kuil yang disebut Tera.
Shodō
Seni menulis kaligrafi. Shodō berbeda dengan menulis huruf
biasa. Shodō memiliki teknik khusus. Biasanya Shodō
menggunakan kuas (fude) dan tinta Cina. Bahkan ada kuas yang
panjangnya sekitar 1 meter untuk menulis di kertas yang besar.
Dasar - Dasar Penulisan Huruf Jepang
Bahasa
Jepang sudah semakin banyak digunakan, ditandai dengan munculnya
beberapa program studi bahasa Jepang di Perguruan Tinggi, di Lembaga
Informal (kursus), bahkan di Sekolah Menengah Umum.
Bahasa Jepang memiliki aturan gramatikal, cara baca dan cara menulis huruf bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki 3 (tiga) huruf, yaitu:
I. Huruf Hiragana
Huruf Hiragana adalah huruf bahasa Jepang asli yang dibuat oleh orang Jepang. Huruf ini berfungsi sebagai berikut:
Contoh:
Contoh:
Bahasa Jepang memiliki aturan gramatikal, cara baca dan cara menulis huruf bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki 3 (tiga) huruf, yaitu:
- Huruf Hiragana
- Huruf Katakana
- Huruf Kanji
Huruf Hiragana dan huruf Katakana dibuat oleh orang Jepang sendiri
sedangkan huruf Kanji berasal dari Cina, kemudian mengalami perubahan
cara baca dan cara penulisannya. Penulis akan membahas mengenai
penulisan huruf hiragana dan huruf katakana.Menulis merupakan salah satu
aspek ketrampilan berbahasa. Dalam tujuan pembelajaran bahasa Jepang
aspek keterampilan menulis merupakan faktor yang sangat penting yang
bersinergi dengan aspek ketrampilan membaca.
I. Huruf Hiragana
Huruf Hiragana adalah huruf bahasa Jepang asli yang dibuat oleh orang Jepang. Huruf ini berfungsi sebagai berikut:
a. Untuk menuliskan kata-kata asli bahasa Jepang (bukan serapan)
Contoh:
Ejaan Huruf | Hiragana | Bahasa Indonesia |
Watashi | わたし | Saya |
b. Sebagai Furigana
Contoh:
がくせい
学 生
c. Alternatif huruf lain bila tidak hafal huruf kanji
Contoh:
1.1 Huruf Hiragana Seion
Bunyi Seion adalah bunyi huruf hiragana dasar. Contoh:
1.2 Penulisan huruf Hiragana Dakuon
1.3 Penulisan huruf Hiragana Yoon
1.5 Penulisan bunyi vokal panjang
Bunyi vokal panjang dihasilkan dari huruf dasar ditambah dengan bunyi vokal. Contohnya:
II. Huruf Katakana
Bunyi-bunyi bahasa Inggris seperti di atas tidak terdapat di dalam bahasa Jepang, karena itu dinyatakan dengan huruf Katakana. Huruf katakana dipakai untuk menulis:
Bunyi seion adalah bunyi huruf katakana dasar. Contoh:
ditambah dengan variasi huruf sebagai berikut:
2.2 Penulisan huruf Katakana Dakuon
2.3 Penulisan huruf Katakana Yoon
2.4 Penulisan konsonan rangkap
Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar ツ(tsu) kecil yang ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. ツ(tsu) kecil ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua suku-kata.
2.4.1 Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan.
Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan secara berturut-turut diucapkan dan ditulis dengan menambahkan vocal dibelakang konsonan masing-masing.
1. Menggunakan huruf t dan d ditambah dengan huruf o
Contoh:
2. Menggunakan huruf c, b, f, g, k, l, m, p dan s ditambah dengan dengan huruf u
Contoh:
2.4.2 Bunyi konsonan berganda dinyatakan dengan menggunakan huruf ツ(tsu) kecil .
1. Menggunakan Huruf ___ck
Contoh:
Pocket poketto ポケット
Snack sunakku スナック
2. Menggunakan huruf ___x, ___tch, ___dge
Contoh:
Tax takkusu タックス
Switch suicchi スイッチ
Badge bajji バッジ
3. Menggunakan huruf___ss, ___pp, ___tt, ___ff
Contoh:
Kata asing Ejaan Huruf Katakana
Massage massaji マッサジ
Pineapple painappuru パイナップル
Marionette marionetto マリオネット
Staff sutaffu スタッフ
4. Menggunakan huruf ___at, ___ap, ___et, ___ep, ___ip, ___og, ___ic, ___ot
Contoh:
Cat kyatto キャット
Snap sunappu スナップ
Net netto ネット
Technic tekunikku テクニック
Robot robotto ロボット
2.4.3 Kata-kata yang mengandung dua vokal diucapkan sebagai konsonan berganda.
1. Menggunakan huruf ___oo___, ___ea___, ___ou___, ___ui___
Contoh:
Book bukku ブック
Bread bureddo ブレッド
Couple kappuru カップル
Biscuit bisuketto ビスケット
2.5 Bunyi panjang dinyatakan dengan tanda___(garis)
Tanda___(garis) ini berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang.
1. Menggunakan huruf ___ar, ___er, ___ir, ___ur, ___or
Contoh:
Car ka― カー
Lover raba― ラバー
Skirt suka―to スカート
Turn ta―n ターン
Form fo―mu フォーム
2. Menggunakan huruf ___ee___, ___ea___, ___ai___, ___oa___, ___ou___,___au___, ___oo___
Contoh:
Speed supi―do スピード
Seal shi―ru シール
Rail re―ru レール
Boat bo―to ボート
Group guru―pu グループ
Audition o―dishon オーデイション
Room ru―mu ルーム
3. Menggunakan huruf ___all, ___al, ___ol
Contoh:
Call ko―ru コール
Half ha―fu ハーフ
Gold go―rudo ゴールド
4. Menggunakan huruf ___w, ___y
Contoh:
News nyu―su ニュース
Salary salari― サラリー
5. Menggunakan huruf ___a___e, ___o___e, ___u___e
Contoh:
Game ge―mu ゲーム
Note no―to ノート
Tube chu―bu チューブ
6. Menggunakan huruf ___ation, ___otion
Contoh:
Intonation intone―shon イントネーション
Lotion ro―shon ローション
7. Menggunakan huruf ___ire, ___ture
Contoh:
Fire faiya― ファイヤー
Culture karucha― カルチャー
III. Cara Penulisan Huruf Hiragana dan Huruf Katakana
学 生
Huruf Hiragana | Kanji | Ejaan | Bahasa Indonesia |
がくせい | 学生 | Gakusei | siswa |
c. Alternatif huruf lain bila tidak hafal huruf kanji
Contoh:
Kanji Huruf | Hiragana | Ejaan | Bahasa Indonesia |
先生 | せんせい | sensei | guru |
1.1 Huruf Hiragana Seion
Bunyi Seion adalah bunyi huruf hiragana dasar. Contoh:
Huruf hiragana seion berjumlah 46 (empat puluh enam) huruf. Huruf
hiragana dapat dimodifikasi dengan menambahkan tanda tertentu dan
menggabungkan dengan huruf lain sehingga dihasilkan bunyi yang berbeda.
Bunyi tersebut, yaitu bunyi Dakuon dan bunyi Yoon.
1.2 Penulisan huruf Hiragana Dakuon
Bunyi Dakuon adalah bunyi huruf hiragana dasar dengan menambahkan [ `` ]
tanda tenten (titik dua yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf
hiragana dasar). Dan [o] tanda maru (lingkaran kecil yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Contoh :
1.3 Penulisan huruf Hiragana Yoon
Bunyi Yoon adalah bunyi huruf hiragana dasar dengan menambahkan huruf
や(ya), ゆ(yu) dan よ(yo)yang ditulis lebih kecil daripada huruf dasar.
Apabila huruf や(ya), ゆ(yu) dan よ(yo)ditulis sama dengan huruf dasar maka
akan terbaca masing-masing hurufnya, misalnya huruf ひ や(hiya) berbeda
dengan ひゃ(hya).
Untuk itu perlu diperhatikan penulisan huruf tersebut. Huruf dasar yang
menggunakan huruf や(ya)、ゆ(yu) dan よ(yo) adalah huruf dasar urutan kedua,
misalnya; huruf き(ki)、し(shi)、ち(chi)、に(ni)、ひ(hi)、み(mi)、dan り(ri). Contoh:
1.4 Penulisan konsonan rangkap
Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar つ(tsu) kecil yang
ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. つ(tsu) kecil
ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua
suku-kata. Contoh:
Ejaan | Huruf Hiragana | Bahasa Indonesia |
Kekkon | けっこん | pernikahan |
Shippai | しっぱい | gagal |
1.5 Penulisan bunyi vokal panjang
Bunyi vokal panjang dihasilkan dari huruf dasar ditambah dengan bunyi vokal. Contohnya:
Ejaan Huruf | Hiragana | Bahasa Indonesia |
Okaasan | おかあさん | ibu |
Gakusei | がくせい | siswa |
Shougakukin | しょうがくきん | mahasiswa |
Oneesan | おねえさん | kakak perempuan |
Koori | こおり | es batu |
II. Huruf Katakana
Bunyi bahasa asing tidak dapat dinyatakan dengan tepat sekali dalam
kata-kata bahasa Jepang, karena dalam bahasa Jepang kadang kadang tidak
terdapat huruf untuk bunyi-bunyi tertentu. Kata-kata asing
di-Jepangkan dulu atau dirubah menurut sistim lafal bahasa Jepang yang
dapat ditulis dengan huruf Jepang. Misalnya huruf :
- ”th” ditulis dengan huruf ( サ(sa)、シ(shi)、ス(su)、セ(se)、ソ(so))
- ”ti” ditulis dengan huruf チ(chi), kadang-kadang ditulis sebagai huruf テイ(ti) supaya lebih dekat dengan bunyi aslinya.
- ”di” ditulis dengan huruf ジ(ji), kadang-kadang ditulis sebagai huruf デイ(di) supaya lebih dekat dengan bunyi aslinya.
Bunyi-bunyi bahasa Inggris seperti di atas tidak terdapat di dalam bahasa Jepang, karena itu dinyatakan dengan huruf Katakana. Huruf katakana dipakai untuk menulis:
- Kata-kata yang berasal dari bahasa asing
- Nama orang, tempat asing dan kata-kata benda asing
- Nama binatang dan tumbuh-tumbuhan
- Kata-kata yang menirukan sesuatu bunyi
- Kata-kata yang ingin ditekankan dan memberi kesan yang kuat atau lebih menyolok.
- Surat kawat (telegram)
Huruf katakana ada 46 huruf, tetapi
huruf ヲ(wo) tidak dipakai maka ada 45 huruf katakana yang dipakai dalam
kata-kata bahasa Jepang. Bunyi huruf katakana sama dengan bunyi huruf
hiragana yaitu, mempunyai bunyi seion, bunyi dakuon, bunyi youon,
rangkap konsonan dan vokal panjang. Untuk bunyi panjang huruf
hiragana menggunakan huruf あ(a)、い(i),う(u),え(e),お(o)sedangkan bunyi
panjang huruf katakana dinyatakan dengan tanda ー(garis). Tanda ini
berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang. Penulisan huruf
katakana pada kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak ditulis
menurut ucapan asli kata asing, tetapi sesuai dengan ucapan oleh
penuturnya (orang Jepang).
Bunyi seion adalah bunyi huruf katakana dasar. Contoh:
ditambah dengan variasi huruf sebagai berikut:
2.2 Penulisan huruf Katakana Dakuon
Bunyi Dakuon adalah bunyi huruf katakana dasar dengan menambahkan [
`` ] tanda tenten (titik dua yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf
hiragana dasar). Dan [o] tanda maru (lingkaran kecil yang diletakkan
di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Contoh:
Huruf-huruf dasar yang menggunakan [``] tanda tenten adalah huruf
カ(ka)、サ(sa)、タ(ta) dan ハ(ha) sedangkan huruf dasar yang menggunakan [o]
tanda maru (bulatan kecil) adalah huruf ハ(ha).
2.3 Penulisan huruf Katakana Yoon
Bunyi Yoon adalah bunyi huruf katakana dasar dengan menambahkan huruf
ャ(ya), ュ(yu) dan ヨ(yo)yang ditulis lebih kecil daripada huruf dasar.
Apabila hurufャ(ya)、ュ(yu) dan ヨ(yo)ditulis sama dengan huruf dasar
maka akan terbaca masing-masing hurufnya, misalnya huruf ヒヤ(hiya)
berbeda dengan ヒャ(hya).
Untuk itu perlu diperhatikan penulisan huruf tersebut. Huruf dasar yang
menggunakan huruf ャ(ya)、ュ(yu) dan ヨ(yo) adalah huruf dasar urutan
kedua, misalnya; huruf キ(ki)、シ(shi)、チ(chi)、ニ(ni)、ヒ(hi)、ミ(mi)、dan
リ(ri). Contoh:
2.4 Penulisan konsonan rangkap
Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar ツ(tsu) kecil yang ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. ツ(tsu) kecil ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua suku-kata.
2.4.1 Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan.
Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan secara berturut-turut diucapkan dan ditulis dengan menambahkan vocal dibelakang konsonan masing-masing.
1. Menggunakan huruf t dan d ditambah dengan huruf o
Contoh:
kata asing | ejaan | katakana |
hint | hinto | ヒント |
emerald | emerarudo | エメラルド |
salad | sarada | サラダ |
2. Menggunakan huruf c, b, f, g, k, l, m, p dan s ditambah dengan dengan huruf u
Contoh:
kata asing | ejaan | katakana |
post | posuto | ポスト |
milk | miruku | ミルク |
2.4.2 Bunyi konsonan berganda dinyatakan dengan menggunakan huruf ツ(tsu) kecil .
1. Menggunakan Huruf ___ck
Contoh:
Pocket poketto ポケット
Snack sunakku スナック
2. Menggunakan huruf ___x, ___tch, ___dge
Contoh:
Tax takkusu タックス
Switch suicchi スイッチ
Badge bajji バッジ
3. Menggunakan huruf___ss, ___pp, ___tt, ___ff
Contoh:
Kata asing Ejaan Huruf Katakana
Massage massaji マッサジ
Pineapple painappuru パイナップル
Marionette marionetto マリオネット
Staff sutaffu スタッフ
4. Menggunakan huruf ___at, ___ap, ___et, ___ep, ___ip, ___og, ___ic, ___ot
Contoh:
Cat kyatto キャット
Snap sunappu スナップ
Net netto ネット
Technic tekunikku テクニック
Robot robotto ロボット
2.4.3 Kata-kata yang mengandung dua vokal diucapkan sebagai konsonan berganda.
1. Menggunakan huruf ___oo___, ___ea___, ___ou___, ___ui___
Contoh:
Book bukku ブック
Bread bureddo ブレッド
Couple kappuru カップル
Biscuit bisuketto ビスケット
2.5 Bunyi panjang dinyatakan dengan tanda___(garis)
Tanda___(garis) ini berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang.
1. Menggunakan huruf ___ar, ___er, ___ir, ___ur, ___or
Contoh:
Car ka― カー
Lover raba― ラバー
Skirt suka―to スカート
Turn ta―n ターン
Form fo―mu フォーム
2. Menggunakan huruf ___ee___, ___ea___, ___ai___, ___oa___, ___ou___,___au___, ___oo___
Contoh:
Speed supi―do スピード
Seal shi―ru シール
Rail re―ru レール
Boat bo―to ボート
Group guru―pu グループ
Audition o―dishon オーデイション
Room ru―mu ルーム
3. Menggunakan huruf ___all, ___al, ___ol
Contoh:
Call ko―ru コール
Half ha―fu ハーフ
Gold go―rudo ゴールド
4. Menggunakan huruf ___w, ___y
Contoh:
News nyu―su ニュース
Salary salari― サラリー
5. Menggunakan huruf ___a___e, ___o___e, ___u___e
Contoh:
Game ge―mu ゲーム
Note no―to ノート
Tube chu―bu チューブ
6. Menggunakan huruf ___ation, ___otion
Contoh:
Intonation intone―shon イントネーション
Lotion ro―shon ローション
7. Menggunakan huruf ___ire, ___ture
Contoh:
Fire faiya― ファイヤー
Culture karucha― カルチャー
III. Cara Penulisan Huruf Hiragana dan Huruf Katakana
Cara penulisan huruf Hiragana dan huruf Katakana sangat penting untuk
diingat, karena masing-masing suku-kata huruf Hiragana dan huruf
Katakana memiliki jumlah tarikan yang berbeda. Bila kita bisa. menulis
suku-kata huruf Hiragana maupun huruf Katakana maka mudah untuk
menuliskan suku-kata berikutnya, maka mudah juga membaca kata dalam
kalimat. Di samping itu perlu juga mengingat urutan huruf suku kata
Hiragana maupun huruf Katakana dengan menghafal huruf urutan suku-kata
awal yaitu; dari huruf a, ka, sa, ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, wo, n,
setelah itu maka diurutkan menjadi a, i, u, e, o , ka, ki, ku, ke, ko
dan seterusnya mengikuti sesuai dengan huruf vokal.
Kamis, 16 Oktober 2014
ARTI LAMBANG FORKI
SEGI LIMA DENGAN GARIS BAWAH MEMBENTUK SUDUT
Melambangkan olah raga Karate yang dibina oleh FORKI, berdiri atas dasar semangat revolusi 17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila dan Sumpah Karate.
TUJUH BUAH LINGKARAN
Melambangkan keolahragaan Karate dan Sapta Prasetia FORKI.
GAMBAR HURUF K
Menggambarkan seorang Karateka yang sedang siap sedia.
WARNA KUNING
Melambangkan keagungan.
WARNA HITAM
Melambangkan keteguhan tekad
WARNA MERAH
Melambangkan keberanian
WARNA PUTIH
Melambangkan kesucian.
Melambangkan olah raga Karate yang dibina oleh FORKI, berdiri atas dasar semangat revolusi 17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila dan Sumpah Karate.
TUJUH BUAH LINGKARAN
Melambangkan keolahragaan Karate dan Sapta Prasetia FORKI.
GAMBAR HURUF K
Menggambarkan seorang Karateka yang sedang siap sedia.
WARNA KUNING
Melambangkan keagungan.
WARNA HITAM
Melambangkan keteguhan tekad
WARNA MERAH
Melambangkan keberanian
WARNA PUTIH
Melambangkan kesucian.
PRINSIP-PRINSIP TEKNIK KARATE-DO
SIKAP (KUDA-KUDA)
Kuda
kuda adalah sikap dari tubuh yang stabil dan mantap yang merupakan
dasar penting bagi pelaksanaan berbagai teknik untuk menghasilkan efek
yang maksimun. Pada kuda-kuda, perhatian terutama tertuju pada bagian
bawah dari tubuh yaitu pinggang dan tungkai. Agar suatu tekhnik dapat
dilancarkan dengan cepat, akurat dan penuh kekuatan maka kuda-kuda harus
kokoh dan stabil. Bagian atas badan seperti punggung dan kepala harus
tegak dan membentuk suatu garis dengan pinggang. Sendi-sendi tidak
terlalu dikejangkan sehingga memudahkan untuk bergerak melakukan suatu
tekhnik.
PUKULAN LURUS (TSUKI)
Tsuki
dalam karate dilakukan dengan menggunakan beberapa bagian dari tangan.
Dapat dengan buku jari telunjuk dan jari tengah (seiken), satu buku jari
(iponken), ujung jari-jari ( nukite) dan lain-lain. Sasarannya juga
bervariasi, bisa muka, tenggorokan, hulu hati, perut, dan lain-lain.
Demikian juga dengan tekhnik yang digunakan , bisa chudan tsuki, jodan
tsuki dan lain-lain. Agar suatu tekhnik tsuki dapat efektif faktor dasar
berikut harus dipelajari dan harus diperhatikan dalam praktek :
LINTASAN YANG TEPAT.
Gunakan
jarak yang paling singkat dan lurus. Dalam waktu yang bersamaan siku
tangan yang melakukan pukulan rapat menggesek sisi badan dan kepalan
tangan membuat putaran kearah dalam dan tangan yang lainnya ditarik
dengan cepat menggesek sisi badan yang lain.
CEPAT
Tanpa
kecepatan yang tinggi pukulan tidak dapat diharapkan memberi hasil yang
banyak. Untuk memaksimalkan kecepatan dan kekuatan digunakan bantuan
dari tarikan (sentakan) tangan yang satu dan gerakan perputaran
pinggang.
PEMUSATAN TENAGA
Pada
saat gerakan memukul baru dimulai seluruh otot dalam keadaan rileks.
Gearakan dilakukan dengan cepat dan seluruh tenaga dikonsentrasikan,
otot dikencangkan pada saat pukulan membentur sasaran.
PUKULAN MELINGKAR (UCHI)
Pada
Uchi pukulan dimulai dengan posisi tertekuk dan dengan siku sebagai
sumbu, bagian depan lengan bergerak dengan lintasan setengah melingkar.
Dengan cepat dan kuat gunakan sepenuhnya lenturan dari siku.
TANGKISAN (UKE)
Prinsip
tangkisan adalah menyimpangkan serangan lawan. Hal ini dapat dicapai
dengan mendorong serangan alwan kebawah, keatas ataupun kesamping dan
dapat juga menangkap tangan atau kaki lawan. Seluruh tangkisan harus
dilakukan pada saat awal dari serangan lawan. Untuk itu mutlak dikuasai
daya antisipasi terhadap serangan lawan.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menangkis : Cegah serangan
selanjutnya. Tangkisan yang baik harus mencegah lawan untuk melakukan
serangan berikutnya. Dengan demikian tangkisan harus bersifat Ofensif.
Dengan Timing yang tepat pukulan dan tendangan dapat ditangkis dengan
hanya menggunakan tenaga secukupnya. Posisi dalam menangkis harus selalu
memungkinkan kita melakukan serangan balasan. Rusakkan keseimbangan
badan lawan. Perputaran lengan yang digunakan untuk menangki dapat
membuat tangkisan lebih mudah menyimpangkan serangan lawan. Sebagaimana
halnya dalam menyerang, peranan putaran pinggang juga sangat menentukan
efektifitas tangkisan. Putaran pinggang diawali oleh tarikan tangan yang
lainnya kesisi badan pada saat tangan yang satu melakukan tangkisan.
TENDANGAN (GERI)
Keseimbangan
badan sangat penting bukan saja karena pada waktu melakukan tendangan,
seluruh berat badan ditumpu oleh satu kaki, tapi juga karena danya
tekanan balik pada waktu tendangan membentur sasaran. Untuk memelihara
keseimbangan ini kaki yang menumpu harus berdiri mantap pada lantai
dengan pergelangan kaki dikencangkan. Pada saat melakukan tendangan,
pusatkan semua tenaga pada kaki yang menendang dengan bantuan gerakan
pinggang dan tarik kaki kembali dengan cepat untuk kembali ke posisi
semula yang memungkinkan melakukan tekhnik lainnya. Beberapa faktor
dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan tekhnik tendangan : Pada
awal gerakan angkat kaki yang akan menendang dengan lutut ditekuk penuh,
rapat disamping kaki yang lainnya dan lakukan tendangan dengan bantuan
gerakan pinggang. Hal yang penting dalam tendangan adalah membengkok dan
meluruskan lutut. Pada tendangan snap (melecut) misalnya Keage setelah
lutut terangkat, tempurung lutut menjadi pangkal dari suatu gerakan
setengah melingkar yang cepat. Pada tendangan menyodok seperti Kekomi,
lutut yang dalam posisi terangkat itu diluruskan dengan cepat dan kuat
kearah sasaran.
KATA
KATA
adalah teknik berkelahi yang tidak berhubungan satu sama lain yang
dirangkaikan oleh master penciptanya untuk dipakai sebagai sarana
latihan. KATA merupakan perpaduan teknik-teknik dasar karate yakni
tsuki, uchi,geri dan uke kedalam suatu rangkaian gerakan yang logis dan
membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam melakukan gerakan-gerakan KATA
harus dimulai dan diakhiri dengan sikap yang anggun.KATA tidak hanya
melatih raga tetapi lebih dari pada itu yakni semangat, sikap mental dan
kedisplinan. Setiap gerakan – gerakana dalam KATA harus mengikuti
urutan gerakan yang benar melalui jalur yang tepat (Enbusen) mengerti
dengan jelas kegunaan setiap gerakan (Bunkai). Harus mengikuti irama
yang benar dan pengaturan pernafasan yang tepat.
KUMITE
Kumite adalah penggunaan teknik-teknik dasar karate dalam latihan berpasangan. Dalam latihan ini masing –masing karateka sudah menghadapi sasaran yang bergerak . Dengan demikian penguasaan variasi teknik karate dan berbagai aspek kumite seperti : Timing, Pengaturan teknik, Gerakan menyamping dan Antisipasi. Faktor penunjang kesempurnaan kumite adalah kemampuan karateka melakukan seluruh teknik-teknik karate dengan sempurna dan dilengkapi dengan kesiapan fisik dan mental.
KI-AI
Terdapat dua jenis KI-AI yaitu ki-ai kedalam dan ki-ai keluar. KIAI kedalam Umumnya dipakai untuk teknik tangkisan. KIAI Keluar Umumnya dipakai untuk teknik pukulan pemungkas Abdul Wahid dalam buku Shotokan – sebuah Tinjauan Alternatif terhadap aliran karate-do Terbesar di Indonesia (2007) memaparkan bahwa Ai yang berati cinta atau kasih merupakan konsep dasar dari seluruh jenis Budo di Jepang. Ai akan dapat berjalan bila disatukan dengan Ki yang berarti nafas dari alam itu sendiri/energi asli. Pertemuan inilah yang disebut dengan Ki-Ai yang dalam prakteknya pada Budo menjadi sebuah pengeluaran suara yang keras pada saat sebuah teknik mencapai Kime atau ledakan puncaknya. Kime dan Ki-ai sendiri secara teoritis bisa berhasil bila telah menguasai teknik pernafasan.
TITIK API (HARA) – CHI
Terdapat di bawah pusar dan sedikit di atas kemaluan.
SUMBER DARI TENAGA
Tekhnik karate menyembunyikan sesuatu yang mengerikan, yaitu kekuatan yang meledak.Kekuatan tersebut dihasilkan oleh gerakan dari tubuh, khususnya putaran dari bagian atas tubuh bersama-sama dengan putaran pinggang yang lancar dan cepat. Prinsip putaran pinggang ini juga terdapat dalam olah raga yang lain seperti prinsip pukulan dalam base-ball, golf, tolak peluru, dan lain-lain. Prinsip dalam karate, menangkis harus dengan bantuan pinggang, memukul juga harus dengan bantuan pinggang.
Makna sabuk dalam karate
Karate
merupakan olahraga beladiri yang mempunyai ciri khas yang dapat
dibedakan dari jenis olahraga beladiri lainnya seperti Silat, Judo, Kung
Fu, Kempo dan beladiri lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat baik secara
filosofi, tehnik gerakan maupun atribut yang digunakan selama menjalani
proses latihan, pertandingan serta pada saat pelaksanaan ujian kenaikan
sabuk atau tingkat. Salah satu perbedaan di dalam penggunaan atribut
yakni peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan, seperti baju dan
sabuk. Namun demikian antara beladiri Karate dan Judo memiliki kesamaan
di dalam menentukan sistem peringkat, yaitu dengan membedakan
berdasarkan warna sabuk. Sebagaimana yang diakui oleh Master Gichin
Funakoshi bahwa Karate didalam menggunakan system pemeringkat
mengadopsi/meniru sistem yang dipergunakan didalam beladiri Judo.
Sebagian
perguruan Karate di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain
sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan ketika sabuk biru (kyu 4)
mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada
yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang
langsung dari kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian
perguruan Karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk
coklat sebanyak 4 kali (2 tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1.
Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3
semester. Maka warna sabuk dalam Karate selain sebagai pembeda antara
karateka yang baru belajar/pemula dengan yang sudah lama menekuni
Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses
pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain
itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi
semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Dalam
beladiri Karate warna sabuk (obi) dipergunakan untuk membedakan antara
satu karateka dengan karateka lainnya. Sabuk yang dipergunakan oleh
karateka dasar/pemula saat mulai berlatih Karate dimulai dari sabuk
putih. Secara filosofis, perbedaan sabuk Karate ini untuk menunjukkan
bahwa karateka harus menjunjung tinggi sikap saling menghomati satu sama
lainnya. Karateka yang baru belajar atau pemula harus menghormati
karateka yang sudah lebih tinggi sabuk yang diraihnya, meski secara umur
lebih muda. Namun demikian karateka yang sudah meraih sabuk lebih
tinggi dari yang lainnya, wajib untuk menghargai dan menghormati pula
karateka yang baru belajar. Sikap ini sejalan dengan prinsip Karate yang
dijelaskan oleh Gichin Funakoshi bahwa Karate diawali dan diakhiri oleh
sikap menghormati dan saling menghargai.
Obi
sebagai sistem pemeringkat menggunakan ukuran kyu (kadang berbeda
antara satu perguruan dengan perguruan lainnya) yang merupakan bentuk
representasi dari Karate dalam menunjukkan bahwa karateka harus
berproses dalam semua tujuan yang diinginkan. Untuk menjadi sekedar
sabuk hitam, harus mulai belajar dasar. Untuk mengejar nilai kebaikan
melalui perolehan sabuk hitam, harus belajar dari dasar. Kecuali untuk
tokoh yang memberikan kontribusi dan dukungan nyata terhadap Karate
mereka bisa mendapat penghargaan sabuk hitam kehormatan. Dengan
demikian, perbedaan sabuk ini selain sebagai pelajaran bagi karateka
untuk terus belajar dan berproses dalam meraih tujuan, juga saling
menghormati dan menghargai sesama karateka adalah kemutlakan untuk
dijalani.
Sabuk
Karate sendiri terdiri dari 6 warna sabuk yang diawali dari sabuk putih
dan yang tinggi sabuk hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :
SABUK PUTIH
Melambangkan
kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi
dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru
masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung
dari apa yang diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian,
setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa
yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing
individu.
SABUK KUNING
Melambangkan
warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari
baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam
karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk
kuning juga merupakan tahapan terakhir dari seorang “raw beginner” dan
biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada
juga yg mulai turun di suatu turnamen.
SABUK HIJAU
Sabuk
ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau
ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala
sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya
semangat dan teknik gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat dari warna
hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang
karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa
memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
SABUK BIRU
Warna
sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus
mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka
harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang
dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa proses latihan
adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang
didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
SABUK COKLAT
Warna
sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas
dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari
tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap,
kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di bawahnya, dan juga sikap
melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki
adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
SABUK HITAM
Warna
hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang
didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman
bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua
prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari
karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai
selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang
lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan
nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran
Gichin Funakohsi).
Teknik Gerakan Dasar Karate
A. Kihon, kihon adalah teknik dasar yang didalamnya terdiri dari teknik dasar macam - macam pukulan, tangkisan, dan tendangan.
- Daichi (kuda-kuda)
- Kiba dachi, adalah kuda-kuda sejajar dan kedua kaki dibuka selebar dua bahu, dengan posisi kedua lutut ditekuk (rendah).
- Zenkutsu Dachi, adalah posisi kaki depan belakang (posisi kedua kaki tidak satu garis) lutut depan ditekuk dan kekuatan tertumpu pada kaki depan sedangkan kaki belakang tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit.
- Kokustu Dashi, adalah kebalikan dari Zenkutsu Dashi, kaki juga depan belakang tapi posisi kedua kaki satu garis dan kaki belakang di tekuk sedangkan kaki depan tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit (kekuatan tertumpu pada kaki belakang).
- Tsuki (pukulan)
- Tsudan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran ulu hati.
- Jodan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran dagu / kepala.
- Uke (tangkisan)
- Age Uki, adalah tangkisan atas, yang merupakan tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke sasaran dagu / kepala.
- Soto Uki, adalah tangkisan untuk melindungi diri dari serangan pukulan / tendangan yang mengarah bodi atau bagian tengah / dada.
- Gedan Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan pukulan atau tendangan yang mengarah pada bagian bawah dan tengah.
- Uci Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke dada/muka, gerakan ini hampir sama dengan Soto Uki cuma bedanya kalau Soto Uki dari luar di tangkis ke dalam sedangkan Uci Uki dari dalam di tangkis ke luar.
- Geri (tendangan)
- Mae Geri, adalah tendangan lurusn ke depan dengan menggunakan ujung telapak kaki (seperti tombak).
- Yogo Geri, adalah tendangan ke samping, tengah ke samping di bagi dua;
- Yogo Geri kekomi, adalah tendangan kesamping yang sifatnya menyodok dengan sasaran tulang rusuk dalam.
- Yogo Geri Keage, adalah tendangan kesamping yang bentuk tekhnisnya mengipas, dan tendangan ini juga dapat digunakan sebagai tangkisan dimana arahnya tidak pada sasaran tetapi merupakan garis lengkung dari sumber ke sasaran.
B. Kata, kata adalah kombinasi dari beberapa pukulan, tangkisan
dan tendangan. Kalau di pencak silat dikenal dengan jurus, misal: Jurus
Bangau Garuda. begitu juga dengan karate juga mempunyai nama kata yang
bermacam-macam. Artikel mengenai kata dapat anda baca di Gerakan Kata dalam Karate.
C. Kumite, adalah pertarungan atu pertandingan. Atau lebih gampangnya adalah aplikasi dari kata.
sejarah karate di indonesia dan FORKI
Tahun 1963, beberapa Mahasiswa Indonesia yakni: Baud AD Adikusumo,
Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di
Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967)
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan di antara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi empat tahun (berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967)
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan di antara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi empat tahun (berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Karate
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa.
Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti
“Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada
saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi
mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi
‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat
Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空
dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang
dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
- Kihon
- Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
- Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Langganan:
Postingan (Atom)